KH Hasyim Asy'ari. (Foto: dok. istimewa) |
NUOnline Pakal - Hadhratussyekh KH. Hasyim Asy'ari, merupakan seorang ulama' besar yang cinta akan kerukunan sesama umat Islam. Meski mempunyai pandangan yang berbeda dengan kelompok Islam yang lain, beliau selalu menempatkan posisinya di tengah-tengah, yang pada akhirnya segala permasalahan bisa terselesaikan dengan jalan perdamaian.
Misalnya, Mbah Hasyim tidak menyukai adanya kelompok ataupun aliran keagamaan yang sukanya menyalahkan kelompok yang lain. Oleh sebab itu, beliau tak pernah berhenti menyerukan kepada umat Islam dalam menjalin persatuan serta menjaga ukhuwah Islamiyah.
Pada tahun 1330 H atau 1908 M, Mbah Hasyim juga pernah menanggapi permasalahan lahirnya berbagai aliran atau paham Islam yang baru. Beliau merasa gelisah dengan hadirnya paham-paham yang baru tersebut, hingga hal tersebut membuat beliau berfikir dengan keras dalam mencari solusi dalam menyatukan semua golongan muslim yang ada.
Beliau berpendapat, bagaimana mungkin, umat Islam yang mempunyai Tuhan yang sama, Kitab suci yang sama serta Nabinya juga sama bisa saling menyalahkan diantara satu dengan yang lainnya. Atas dasar kegelisahan tersebut, alhasil Mbah Hasyim mendirikan organisasi yang diberikan nama Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), pada tanggal 21 September 1937. Organisasi inilah yang menjadi oraganisasi pertama yang bisa mengumpulkan umat muslim dari berbagai aliran dalam satu organisasi.
M. Rifai didalam buku KH. Hasyim As'ari yang berjudul Biografi singkat 1871-1947 mengatakan, ajakan ukhuwah Islamiah tersebut merupakan kesepakatan antara Mbah Hasyim dengan Al-'Allamah Syekh Muhammad Husein Abi Kasyif As-Shata.
"Apabila ia Islam ya tetap Islam. Maka perkara-perkara tersebut sesungguhnya adalah perbedaan dalam berpendapat serta perkara yang sifatnya furu'iyah, tidak bermaksud untuk memecah-belah kepada umat Islam dalam keadaan apapun. Maka dari itu, perkara tersebut merupakan perkara yang sepele," dawuh Mbah Hasyim, ditulis KH Ali Ma’sum Krapyak dalam Hujjah Ahl As-Sunnah wa Al-Jama’ah (1983: 7)
Zuhairi Misrawi dalam buku Hadhratussyekh Hasyim Asy’ari yang berjudul Moderasi, Kerukunan, dan Kebangsaan mengungkapkan, Mbah Hasyim adalah sosok ulama nusantara yang mempunyai kelebihan jika di bandingkan dengan para ulama pada umumnya. Disamping cerdas dalam mengarang kitab, Mbah Hasyim juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi yakni pengamdiannya yang luar biasa kepada umat.