Siapa yang Disebut sebagai Sahabat Nabi?

Para sahabat Nabi memiliki peran penting dalam mengenalkan dan menyebarkan Islam hingga saat ini. (Foto: NOJ/QMa)

Bisa mengetahui sejumlah pesan Nabi Muhammad SAW ketika hidup adalah sebuah kurnia. Belum lagi perbuatan dan sikap yang dilakukan Nabi ketika melihat peristiwa tertentu. Dari keterangan para sahabat di zaman Nabi, akhirnya umat Islam bisa mendapatkan panduan dalam beribadah dan interaksi harian.


Hadits dan sejarah terkait Nabi Muhammad, tentu tak lepas dari keterangan para sahabat. Kebanyakan kita kenal sahabat Nabi yang populer, seperti Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Aisyah atau setidaknya yang kerap disebut dalam pelbagai kisah seperti Abu Hurairah dan Bilal bin Rabah. 


Namun ketika diminta menyebutkan lebih banyak nama, tentu pengetahuan kita terbatas. Nabi Muhammad dalam sebuah riwayat hadits menyatakan bahwa kaum terbaik adalah kaum yang berada semasanya, kemudian berturut-turut kaum setelahnya. 


Secara sederhana, sahabat dipahami sebagai orang-orang yang pernah berjumpa dengan Nabi. Karena kedekatan dan pengetahuan mereka terhadap Nabi, peran sahabat begitu istimewa, khususnya dalam kajian hadits.  


Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Al-Ishâbah fi Tamyîzis Shahâbah menyebutkan bahwa sahabat Nabi adalah: Orang-orang yang berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beragama Islam, dan meninggal juga dalam keadaan Islam. 


Dalam rangkaian sanad hadits, penyebutan sahabat berada di urutan setelah Nabi. Peran mereka baik sebagai orang yang melaksanakan suatu hal di depan Nabi, atau menjadi orang yang menyampaikan apa yang didengar dan dilihat dari pribadi Rasulullah SAW. 


Sebagaimana disebutkan di awal, umumnya sahabat Nabi adalah yang populer dikisahkan, semisal sepuluh orang yang dikabarkan Nabi masuk surga (al-mubasysyarun bil jannah). Selain itu, sosok sahabat juga diketahui dari penyebutan dalam hadits, seperti kaum yang bersama Nabi saat perang Badar, lalu tokoh seperti Abdullah bin Ummi Maktum, Ukasyah, Dhimam bin Tsa’labah, Kaab bin Malik dan banyak lainnya. 


Sebagian ulama menambahkan kriteria lebih detail untuk menggolongkan peran dan posisi sahabat. Ada yang menyebutkan bahwa sahabat Nabi yang lebih utama adalah orang yang dalam waktu lama bergaul bersama Rasulullah (thûlul mujâlasah atau thûlus shuhbah), atau pernah berperang bersama beliau. 

Dalam hal ini, keterangan sahabat tentang sejawatnya, atau pengakuan pernah berjumpa Nabi semasa hidup menjadi cara kita mengetahui sosok sahabat, yang bisa ditelaah dalam kitab biografi perawi hadits. 

  

Mengetahui bahwa pengertian sahabat adalah “orang-orang yang pernah berjumpa dengan Nabi”, tentu jumlahnya sangat banyak sekali, tidak terbatas pada sosok yang populer dikisahkan saja. Beberapa ulama hadits, seperti Abu Zur’ah Ar Razi, mengemukakan bahwa jumlah sahabat tak kurang dari 100.000 orang. Jumlah ini tentu dengan mempertimbangkan luasnya perjalanan Nabi dan interaksinya dengan masyarakat di berbagai daerah. 


Demikian pengertian sahabat menurut kalangan ahli hadits, dan tentu berkat peran dan keteguhan hati dalam mendakwahkan dan memperjuangkan ajaran Islam, mereka menjadi wasilah di masa sekarang kepada teladan Rasulullah Muhammad SAW. Wallahu a’lam.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak